Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

Contoh Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi - Tugas 2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

Tidak ada komentar

Miskonsepsi Pembelajaran Berdiferensiasi

Awalnya saya pikir pembelajaran berdiferensiasi berarti bahwa:
  • guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. 
  • guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. 
  • guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. 
  • guru memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. 
  • guru harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus untuk setiap anak.

Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Melihat miskonsepsi di atas, tentu saja membuat saya sebagai guru pusing tujuh keliling. Bagaimana mungkin seorang guru bisa mengajar dengan 32 cara berbeda? Lalu kalau mengampu 6 kelas, artinya guru harus siap berperan mengajar dengan 192 cara?

Ternyata, untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi harus diperhatikan hal-hal berikut ini:
  1. tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid
  3. lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar 
  4. Manajemen kelas yang efektif
  5. Penilaian berkelanjutan
Lalu, apakah Pembelajaran Berdiferensiasi itu? 

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. 

Sederhananya dalam pembelajaran ada proses dan tindakan bervariasi yang dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Proses dan tindakan ini tentu saja harus memenuhi kebutuhan para murid.

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. 

Cara Mengetahui Kebutuhan Murid

Pada pengertian pembelajaran berdiferensiasi di atas, disebutkan bahwa kebutuhan murid merupakan kunci terlaksananya pembelajaran ini. Lantas bagaimana cara guru mengetahui kebutuhan setiap murid yang tentunya berbeda-beda?

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. 
Ketiga aspek tersebut adalah:
  1. Kesiapan belajar (readiness) murid
  2. Minat murid
  3. Profil belajar murid
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat diaplikasikan di kelas untuk mengetahui kebutuhan murid:
  1. Melakukan asesmen diagnostik (tes awal)
  2. Observasi langsung selama proses pembelajaran di kelas
  3. Menggunakan angket/survei
  4. Bertanya langsung kepada murid
  5. Mendiskusikan dengan orangtua atau wali kelas sebelumnya
  6. Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
  7. Melihat hasil belajar pada semester/tahun sebelumnya.
Nah, jika sudah mendapatkan data kebutuhan murid, maka tahap selanjutnya adalah membuat rencana pembelajaran yang bisa mengakomodir kebutuhan mereka. 

Contoh Kegiatan Pembelajaran Berdiferensiasi

Agar RPP atau Modul Ajar Berdiferensiasi ini lebih mudah disusun, guru dapat memulainya dari beberapa hal:
  1. Diferensiasi Konten
  2. Diferensiasi Proses
  3. Diferensiasi Produk
Kita ambil contoh sebagai berikut:

Pada pembelajaran proses air bersih, guru membawa sendiri atau meminta murid membawa air dari berbagai sumber. Misalnya: air sumur, air selokan, air PDAM, dan air sungai. Lalu melakukan penyaringan air bersih ini dengan satu cara saja hingga didapat hasil air yang bersih sesuai materi pembelajaran.

Maka di sini guru sudah melakukan diferensiasi konten (materi).

Selanjutnya, guru hanya menyediakan satu sumber air untuk disaring menjadi air bersih. Namun, proses penyaringan air dilakukan dengan cara yang berbeda. Ada yang diendapkan, menggunakan kain, bebatuan dan sebagainya. Sehingga menghasilkan air bersih.

Maka di sini guru sudah melakukan diferensiasi proses.

Kemudian, guru dapat meminta murid menceritakan kembali pemahaman mereka tentang proses penyaringan air bersih ini dengan berbagai media yang diminati oleh murid. Contohnya: melalui video, foto, artikel, infografis dan lain-lain. 

Maka guru telah melakukan diferensiasi produk.

Lantas apakah ketiga diferensiasi ini harus selalu ada dalam setiap rencangan pembelajaran yang dibuat oleh guru? Tentu saja tidak. Guru bisa mengambil satu atau dua saja. Namun akan lebih sempurna jika dapat dilakukan semua.

Contoh RPP Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Saya telah membuat sebuah contoh modul ajar (RPP) pembelajaran berdiferensasi mata pelajaran bahasa Inggris.

Pada RPP yang saya susun ini, sudah terdapat diferensiasi konten, proses, dan produk. Namun tentu saja bisa disesuaikan lagi dengan aspek kebutuhan belajar murid masing-masing.
Silakan klik di tautan ini untuk mengakses: 


Tentu saja RPP yang saya buat masih memiliki kekurangan. Silakan memberikan komentar, saran, atau pertanyaan tentang pembelajaran berdiferensiasi ini. 

Saya harap sebagai guru kita sama-sama dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini di kelas secara konsisten. Sehingga Tujuan Pendidikan yang berpihak pada murid dapat terwujud. Sesuai dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara:
Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun masyarakat.

Selain itu nilai dan peran sebagai guru penggerak juga dapat tercermin dalam kegiatan pembelajaran sehari-harinya sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan mencapai visi yang dicita-citakan. Aamiin... 

Budaya Positif di Sekolah, Mulai dari Mana?

Tidak ada komentar
Selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 ada banyak hal yang mengubah pandangan dan diri saya. Berikut sedikit ringkasan materi yang dipelajari pada Modul 1. 

Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Tujuan pendidikan menurut KHD adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tinginya baik sebagai manusia maupun masyarakat.

Adapun Kodrat Anak adalah potensi diri yang dimiliki oleh seorang anak, seperti potensi berpikir, potensi emosi dan potensi pisik. Oleh karena itu guru harus Menuntun (Among) yaitu memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Sesuai dengan Trilogi Pendidikan: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang berarti di depan menjadi teladan, di tengah memberi motivasi, di belakang memberi dorongan.

Maka guru dituntun untuk menyelenggarakan pendidikan yang berpihak pada anak, tujuannya agar menjadi manusia merdeka sehingga pendidikan harus berpihak pada murid agar anak selamat dan bahagia baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Pada modul 1.2 ini saya mempelajari tentang nilai dan perang guru penggerak yang diharapkan dapat terwujud. Adapun nilai dan peran guru penggerak terbagi menjadi beberapa poin seperti tertera di bawah ini.

Nilai Guru Penggerak:

  • Berpihak pada murid 
  • Mandiri 
  • Reflektif 
  • Kolaboratif 
  • Inovatif

Peran Guru Penggerak:

  • Menjadi pemimpin pembelajaran 
  • Mewujudkan kepemimpinan murid 
  • Mendorong kolaborasi 
  • Menjadi coach bagi guru lain 
  • Menggerakkan komunitas praktisi

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Selanjutnya pada Modul 1.3 saya diajak menyusun Visi. Sebagai catatan, visi guru penggerak harus mampu mencerminkan Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila

Untuk memudahkan menyusun Visi, saya juga mempelajari mengenai Inkuiri Apresiatif. Inkuiri apresiatif adalah sebuah paradigma sekaligus model manajemen perubahan yang memegang prinsip psikologi positif, serta pendekatan berbasis kekuatan. Untuk mengenali inkuiri apresiatif ini, lebih mudah jika menggunakan bagan BAGJA (Buat pertanyaan - Ambil pelajaran - Gali mimpi - Jabarkan rencana - Atur eksekusi). Sederhananya kita membuat dulu tujuan (visi) yang ingin dicapai, kemudian kita tuliskan hal-hal baik yang sudah ada di sekitar dan bisa kita pelajari, lalu kita rumuskan lagi kira-kira perubahan apa yang akan terjadi jika visi ini terwujud, selanjutnya kita rumuskan rencana apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, dan yang terakhir adalah melaksanakan semua rencana tersebut.

Modul 1.4 Budaya Positif 

Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif, di dalamnya mengandung sejumlah kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter murid.

Cakupan Materi Budaya Positif

  • Disiplin positif
  • Teori motivasi
  • Keyakinan kelas
  • Kebutuhan dasar manusia
  • Posisi kontrol
  • Segitiga restitusi
Untuk membentuk Budaya Positif (pembiasaan yang bernilai positif) tentu harus diawali dari disiplin positif. Sebuah istilah di mana disiplin muncul karena berasal dari diri sendiri (motivasi intrinsik). Bukan berasal dari luar, seperti disiplin yang muncul karena takut akan hukuman ataupun haus akan pujian.

Langkah awal yang bisa diterapkan di sekolah untuk membentuk disiplin positif ini dengan menyusun Keyakinan Kelas. Keyakinan kelas dapat disusun dari peraturan-peraturan kelas yang disepakati antara murid dan guru. Kemudian memastikan semua peraturan terdiri dari kalimat positif yang kemudian disarikan menjadi nilai-nilai kebajikan. Sehingga disebut menjadi Keyakinan Kelas.

Dengan adanya keyakinan kelas ini, guru dan murid bisa menjadikannya sebagai panduan dalam melakukan pembiasaan bernilai positif. Sehingga ketika murid melakukan sesuatu di luar nilai kebajikan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai manusia (kebutuhan bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kebebasan, kesenangan, dan penguasaan). Guru bisa mengambil posisi kontrol yang tepat yakni sebagai Manager.

Sebagai informasi, ada 5 Posisi Kontrol Guru:
  1. Penghukum
  2. Pembuat rasa bersalah
  3. Teman
  4. Pemantau
  5. Manager
Sebagai guru penggerak, diharapkan dapat mengambil posisi sebagai manager atau minimal sebagai pemantau. 

Sebagai langkah pelaksanaannya, bisa melalui penerapan Segitiga Restitusi.
Ada 3 tahapan dalam Segitiga Restitusi:
  1. Menstabilkan identitas
  2. Memvalidasi tindakan yang salah
  3. Menanyakan keyakinan kelas.
Berikut contoh role-play pelaksanaan Segitiga Restitusi yang saya lakukan:

Bagi saya modul 1.4 ini sangat menantang. Dimana semua rencana aksi nyata harus direalisasikan. Selain melakukan role-play pelaksanaan segitiga restitusi, saya juga harus mendiseminasikan materi Budaya Positif ini kepada rekan sejawat di sekolah. 

Berikut ini video diseminasi dan pelaksanaan aksi nyata berupa penyusunan keyakinan kelas yang telah saya terapkan:

Pada kegiatan tersebut, rekan sejawat menyambut secara positif materi ini. Hanya saja untuk menyamakan persepsi mengenai disiplin positif melalui segitiga restitusi dengan mengacu pada keyakinan kelas masih menjadi sebuah tantangan. Namun saya yakin, jika dilakukan secara kolaboratif dan konsisten, budaya positif akan terbentuk.

Sedangkan saat penyusunan keyakinan kelas di kelas 7, respon murid cukup baik. Meskipun dalam pelaksanaannya masih belum sepenuhnya berjalan berdasarkan keyakinan kelas yang disusun.

Cara Mendapatkan Akun Canva for Education

Tidak ada komentar

Saat ini tentu sudah banyak yang kenal dengan Aplikasi Canva. Sebuah platform yang mudah sekali digunakan bahkan bagi seorang desainer pemula. Ya, Canva menyediakan berbagai template yang bisa digunakan membuat infografis, undangan digital, video seingkat, iklan, postingan media sosial, dan sebagainya. 

canva for education
Contoh tampilan beranda akun Canva for Education yang sudah disetujui


Saat ini Canva juga peduli dengan pendidikan loh. Makanya mereka membuat sebuah program yaitu, Canva for Education. Jadi, mereka yang bertugas di ranah pendidikan bisa punya akun Canva for Education secara gratis. Sudah tahu dong kalau akun Canva itu ada yang gratis dan berbayar (premium). Nah, kalau akun Canva for Education ini apa ya?

Keunggulan Akun Canva for Education

  • Gratis
  • Fitur yang ada pada Canva for Education mirip dengan Canva premium
  • Template yang ada lebih spesifik pada pendidikan
  • Bisa membuat kelas online sendiri
  • Bisa ditautkan dengan kelas online yang sudah ada (misalnya google classroom)
  • Bisa mengundang murid untuk bergabung pada akun Canva for Edu

Cara Mendapatkan Akun Canva for Education

Nah, aku sendiri mendapatkan akun Canva for Education ini dari sebuah pelatihan guru. Cara mendapatkannya sebagai berikut:
  • Membuat akun canva baru pada link Canva for Education
  • Klik daftar, lalu isi data yang diminta
  • Untuk unggah dokumen sebagai bukti anda adalah seorang guru, bisa mengunggah scan sertifikat pendidik, kartu NUPTK, atau SK Mengajar
  • Setelah akun dibuat, akun Canva for Education tidak langsung aktif
  • Maka buka pengaturan akun, isi pertanyaan 'Apa tujuan anda menggunakan Canva?' dengan memilih Guru
  • Cek inbox email yang didaftarkan untuk Canva for Education
  • Pada email lihat notifikasi apakah akun anda sudah dalam proses pengajuan Canva for Education
  • Tunggu sekitar 4x24 Jam untuk akun diverivikasi
  • Akan ada pemberitahuan apakah akun anda diterima atau ditolak
  • Jika ditolak, anda bisa mengajukan ulang
  • Jika diterima, selamat anda sudah bisa memanfaatkan fitur pada akun Canva for Education.
Demikianlah cara mendapatkan akun Canva for Education secara gratis. Sampai jumpa di tulisan lainnya.

Pentingnya Mengasah Soft Skill Pada Anak

Tidak ada komentar

Soft Skill secara sederhana dapat dimaknai sebagai kreativitas, kemampuan bernalar kritis, dan problem solving. Jika kita sederhanakan lagi soft skill juga termasuk kemampuan paling dasar seperti komunikasi, kepemimpinan dan sosialisasi.

Artinya pada diri masing-masing individu, soft skill ini sudah ada. Namun tetap dapat dikembangkan secara maksimal sedari dini. Kita bisa memulainya dari keluarga terdekat, yaitu anak.

Saya adalah Individu yang Memiliki Soft Skill Kurang Baik

Pengalaman saya sendiri ketika masih usia sekolah dasar, saya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi di sekolah. Jangankan memiliki teman bermain, berbicara dengan teman sebangku dan guru saja saya mengirit kata-kata.

Akibatnya, saya dijauhi teman-teman sekelas karena menganggap saya anak yang aneh. Orangtua saya pun bolak-balik dipanggil guru, karena melihat saya kesulitan bersosialisasi.

Namun ketika di rumah, saya menjadi anak yang biasa saja. Memiliki teman bermain, senang bersosialisasi… Sebab saya merasa aman di lingkungan yang sudah lama saya kenal.

Saya juga tipe anak yang suka lari dari masalah. Alih-alih menyelesaikannya. Saya lebih suka membiarkannya berlarut-larut, sampai orang lain yang menyelesaikan atau masalah itu menguap begitu saja.

Akibat dari hal-hal yang saya sebutkan di atas. Saya jadi kesulitan memimpin diri sendiri. Tidak tahu bagaimana cara mengambil keputusan. Bahkan lebih parahnya menjadi anak yang tertutup, penakut, dan enggan mengutarakan sesuatu, termasuk kepada orangtua.

Penyebabnya bisa dibilang karena pola asuh salah satu orangtua yang selalu mengatur segala sesuatunya. Anak-anak harus menuruti. Tanpa memberikan kesempatan untuk mendengar pendapat atau menanyakan perasaan anak.

Makanya setelah akhirnya saya memiliki anak. Saya berusaha mendengarkan curhat atau kemauan anak. Jangan sampai masa lalu saya juga terjadi kepada anak-anak saya.



Pentingnya Mengembangkan Soft Skill Sejak Dini

Memang, soft skill ini seiring bertambah usia akan semakin berkembang. Namun tentu saja tidak seoptimal orang-orang yang sejak dini sudah memulainya.

Saya pun masih ingat ketika sudah mulai skripsi. Mau menghadap dosen pembimbing atau mengurus administrasi saja, harus mengalahkan rasa takut untuk berkomunikasi kepada orang yang jarang ditemui. Kebayang gak gimana parahnya soft skill ini jika tidak terus diasah?

Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh pembicara Yohana Theresia, M.Psi., Psikolog dari Yayasan Heart of People.id  dalam webinar parenting yang diadakan oleh Faber-Castell dengan tema "Soft Skill Apa yang Dibutuhkan di Era Digital” pada 25 September 2021 lalu.

Bahwasanya, gangguan pada soft skill ini bisa menimbulkan berbagai masalah antara lain menarik diri dari keramaian (withdrawal), gangguan somatisasi atau gangguan psikologis yang ditandai dengan adanya keluhan di area fisikagresi, depresi maupun masalah perilaku lainnya.



Dampak Pandemi dalam Pengembangan Soft Skill 

Kalau pada cerita saya di atas. Saat itu saya masih memiliki kesempatan untuk bersosialisasi secara bebas. Saya masih bisa mengembangkan soft skill yang saya miliki. Namun bagaimana dengan anak-anak sekarang? Yang harus diam di rumah. Tidak bertemu teman sebayanya? Sementara orangtua juga sibuk dengan pekerjaan di rumah.

Bahkan orangtua pun juga mengaku stress dengan kondisi selama pandemi. Betapa tidak kondusifnya bekerja ketika anak-anak kerap merengek mengajak bermain. Sementara deadline harus tetap diselesaikan.

Maka biasanya orangtua mengeluarkan jurus pamungkas. Memberikan gadget pada anak. Tahu sendiri dong ya? Anak akan langsung diam dan sibuk menatap layar gadget. Win Win Solution. Orangtua bisa melanjutkan mengerjakan pekerjaan dan anak pun tenang dan asik dengan gadgetnya.

Efek Negatif Gadget Pada Pengembangan Soft Skill Anak

Iya, melalui gadget anak bisa belajar dan mengenal teknologi. Namun, gadget dapat menimbulkan efek negatif. Masih menurut Kak Yohana tadi, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Straker, Leon M. & Howie, Erin K. (2016) dan Dr. John Hutton (2020), efek negatif yang terjadi bisa berupa gangguan kesehatan fisik, terlambat bicara, masalah atensi dan konsentrasi, masalah pada executive function serta masalah perilaku.

Hal ini tentu saja jika dibiarkan berlarut-larut akan memperburuk tumbuh kembang anak. Saya sering menemui kasus anak berusia 3 tahun belum bisa berbicara jelas akibat paparan gadget ini.

Mengembangkan Soft Skill Melalui Permainan Aktivitas dan Seni

Orangtua memang harus membatasi waktu bermain gadget pada anak dan menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih menarik meski di rumah saja. Orangtua juga harus cerdas memilih permainan anak berdasarkan umur dan kebutuhannya. Sebab permainan yang tepat juga sangat berguna untuk mendorong kreativitas anak, dimana kreativitas sangatlah berguna bagi salah satu modal kesuksesan seseorang di masa depan.

 

Salah satu bentuk permainan yang disarankan oleh Kak Yohana adalah dalam bentuk explorasi permainan yang berbasis seni, seperti produk terbaru dari Faber-Castell, yakni Creative Art Series 2.


Faber Castell Creative Art Series: Glow in the Dark Clock 

Nah, ini salah satu permainan yang berbasis seni dari Faber-Castell dan menyenangkan bagi anak dan bahkan mungkin juga orangtua. Sesuai namanya, Glow in the Dark Clock. Isi dari setnya berupa perlengkapan membuat jam dinding yang bisa menyala dalam gelap. Ada bubuk glow in the dark yang berwarna hijau, cat acrylic, kuas, lem, badan dan mesin jam, jarum jam, dan tentu saja siluet hiasan yang harus ditempelkan nantinya.

Saya sendiri sudah membuatnya bersama anak. Benar-benar menyenangkan dan mengasah kreativitas. Video proses pembuatannya bisa dilihat di sini ya:




Selain Glow in the Dark Clock, Creative Art Series 2 ini juga memiliki seri lainnya, yaitu Basketball Arcade, Colour Your Own Drawstring Bag, Finger Printing Art Set yang melengkapi edisi sebelumnya Stone Deco Art, Origami Fashion Design, Colour Your Own Tote Bag, Air Jet Sport Car, Make Your Own Kite dan 3D Frame Art.

Ternyata Creative Art Series pertama ini sudah diluncurkan pada tahun lalu loh. Wah, saya juga baru tahu setelah mengikuti webinarnya. 

Jika tertarik untuk mengajak anak bermain bersama menggunakan creative art dari Faber-Castell, bisa langsung checkout ke Shopee atau Tokopedia

Bermain dengan creative art series dari Faber-Castell sangat bermanfaat untuk mengembangkan soft skill karena didalamnya terdapat aktivitas mewarnai, membuat prakarya/craft, yang memadukan unsur pengembangan atas motorik kasar, sensorik, pengenalan warna, serta melatih konsentrasi, dan tentunya kreativitas.

Novakid: Belajar Online Bahasa Inggris dengan Menyenangkan

24 komentar

Ibu, sudah mulai bernapas lega atau malah khawatir nih ketika tahu sekolah mulai tatap muka terbatas?

Setelah kurang lebih dua tahun anak-anak kita belajar secara daring (online learning), nah sekarang kudu masuk lagi ke sekolah. Tapi masih suasana pandemi. Ih, kok takut kenapa-apa gitu… gimana kalau nanti ketularan virus dari temennya? Kan serem… 


Apa si kecil biarin sekolah online aja ya? Sampai suasananya benar-benar kondusif? Tapi kok belajar online malah bikin ibu narik otot mata dan pita suara terus sih? Duh, jadi orangtua galau nih…


Drama Belajar Online

Pengalaman aku sendiri saat mendampingi anak belajar online di rumah itu memang penuh drama dan kadang air mata dari anaknya.


Mulai dari membangunkan anak dari tidurnya, mempersiapkan diri untuk sekolah online, sarapan dan mandi yang ogah-ogahan. Sampai akhirnya anaknya belajar online tapi belum mandi dan sambil sembunyi-sembunyi ngabisin sarapan. 🤣


Lalu drama selanjutnya lebih menguras tenaga dan air mata. Ketika ketemu oknum guru yang cuma ngasih tugas via chat WhatsApp. 😭

Menangislah… ibunya gak paham, apalagi anaknya. Gimana mau ngerjain tugas? Sama sekali gak dikasih materinya, yah minimal kan kirim video penjelasan gitu. Biar muridnya tidak tersesat jauh. 


Nah, drama semacam inilah yang akhirnya bikin anak malas belajar online. Sebab anak dituntut untuk menghadap layar kotak kecil sambil dengerin gurunya. Sekalinya tunjuk tangan, gak dipilih untuk menjawab.


Sekalinya guru ngasih tugas, tanpa penjelasan. Lalu tugasnya seabrek. Waktu pengumpulan tugasnya juga pendek. Capek.


Anakku sendiri juga sering protes tuh. “Kok ibu atau bapak guru hari ini tidak ada zoom meeting ya? Kan aku jadi kesusahan mengerjakan tugasnya. Mending belajar tatap muka saja di sekolah. Aku bosan sekolah online.”


Duh, memang miris ya kalau bertemu hal-hal seperti ini. Maunya sih walaupun belajar online tapi suasananya tetap berkesan dan menyenangkan seperti di Novakid.



Novakid belajar bahasa Inggris online


Introduction to Novakid Platform

Novakid adalah platform khusus belajar Bahasa Inggris secara online. Tenaga pengajarnya native speaker (penutur asli) dan tutor yang memang sudah fasih berbicara bahasa Inggris dengan sertifikat internasional.


Kelas bahasa Inggris di Novakid diperuntukkan bagi anak usia 4-12 tahun. Dimana program belajarnya menggunakan belajar bahasa Inggris secara penuh. Serta menggunakan metode TPR (Total Physical Response).


Waduh, apa ini TPR? Aku jadi buka materi masa kuliah dulu nih, buat jelasin secara sederhana.


TPR Method in Novakid

Metode TPR ini intinya belajar sambil bergerak melakukan sesuatu. Biasanya menggunakan gestur tubuh untuk berkomunikasi.


Total Physical Response (TPR) adalah metode pengajaran konsep bahasa atau kosa kata dengan menggunakan gerakan fisik untuk bereaksi terhadap input verbal.  Prosesnya meniru cara bayi belajar bahasa pertama mereka, dan itu mengurangi hambatan siswa dan menurunkan stres.  Tujuan TPR adalah untuk menciptakan hubungan otak antara ucapan dan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran bahasa dan kosa kata
” 


Aku jadi ingat nih dulu semasa sekolah, guru aku mengajar bahasa Inggris pakai metode ini. Semacam game Simon Says gitu. Jadi, guru menyebutkan perintah menggunakan bahasa Inggris. Lalu murid mengikutinya dengan melakukan gerakan sesuai perintah. 


Kurang lebih sama nih dengan TPR di Novakid, seperti pada video berikut ini:




Wah, kelihatannya seru banget nih belajar bahasa Inggris dengan metode TPR di Novakid. Eh, tadi dibagian akhir video ada menyebutkan sedikit tentang Trial Subscription. Jadi pengin nyobain dulu gak sih kelas belajarnya?

Try A Fun English Class at Novakid

Bisa banget loh… Saat ini sedang ada trial subscription class, dengan harga promo Rp 327.000 sudah dapat 4 kelas. Jadi nanti si kecil bisa merasakan sendiri pengalaman belajar online di Novakid. Menariknya lagi di sini, anak akan belajar one in one native speaker. Satu anak, satu guru. Keuntungannya tentu saja perkembangan belajar anak lebih mudah dipantau dibandingkan belajar dalam kelompok besar. Selain itu waktu belajar yang hanya 25 menit, membuat anak lebih fokus dan merasa happy saat belajar.

Jadwal belajar di Novakid juga fleksibel. Bisa disesuaikan dengan jadwa belajar anak di sekolah. Kelebihan lainnya, murid dan orangtua bisa memilih sendiri guru yang mereka sukai untuk belajar. Wah,menyenangkan sekali ya? Nah, untuk informasi lebih lanjut bisa akses: Website: id.novakidschool.com Instagram: @novakid_id WhatsApp: +6281311319877

Keutamaan dalam Belajar Bahasa Mandarin Terutama di LingoAce

Tidak ada komentar

 Pada zaman yang serba modern sekarang ini, semakin banyak lapangan pekerjaan yang memerlukan karyawan yang bisa berbahasa Mandarin. Untuk itu, latihlah anak-anak untuk belajar bahasa Mandarin dari sekarang agar kemampuannya sudah sempurna saat mereka dewasa.

Anak-anak tersebut bisa mengikuti kursus bahasa Mandarin online di LingoAce. Pengembangan kurikulum menjadi hal yang utama dalam belajar bahasa Mandarin di LingoAce. Itulah sebabnya, pembelajaran di LingoAce lebih efektif, menarik, dan juga autentik dan cocok untuk anak-anak.

kursus bahasa mandarin online

Keutamaan Berbahasa Mandarin di LingoAce

Banyak keutamaan yang akan Anda peroleh apabila menyekolahkan anak Anda di LingoAce supaya mahir berbahasa Mandarin. Guru dan juga pakar kurikulum yang dimiliki oleh LingoAce akan mengembangkan daya pikir si anak, sehingga mereka bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Suasana belajar yang diciptakan dengan lebih menarik, optimal, nyaman, dan autentik, akan sangat mendukung anak-anak dalam mempelajari bahasa tersebut. LingoAce selalu mengutamakan kenyamanan untuk anak-anak tersebut, demi pencapaian yang lebih mudah.

LingoAce juga berusaha untuk membuat proses belajar online di dalamnya menjadi lebih menarik, untuk anak-anak yang tidak asing dengan pembelajaran digital saat ini. Ruang kelas yang kompeten juga akan mengatasi kendala dalam belajar bahasa Mandarin, supaya menjadi inspirasi bagi mereka.


Kualitas Guru yang Terdapat di LingoAce

Tak hanya keutamaannya saja yang harus Anda pahami, berikut ini kualitas guru yang belajar di LingoAce yang akan mengajar anak Anda:

1. Guru Native dengan Ujian Kemampuan Putonghua yang Sudah Valid
Bahasa Mandarin akan menjadi bahasa Ibu, sehingga para guru native di LingoAce harus sudah mencapai minimal level 2-A di ujian kemampuan putonghoa.

2. Guru yang Telah Berpengalaman
Guru di LingoAce juga sudah terbukti berpengalaman, karena sudah terakreditasi secara internasional dan memiliki sertifikat belajar yang resmi dan berasal dari Kementrian Pendidikan di Negara Cina.
Mereka juga memiliki pengalaman belajar bahasa Mandarin ini lebih dari 3 tahun lamanya. 

3. Memiliki Sertifikat dan Gelar Mandarin
Hal penting lainnya yang juga dimiliki oleh sejumlah tenaga pengajar di LingoAce adalah, telah memiliki gelar sekaligus sertifikat bahasa Mandarin. Bisa berupa gelar sarjana atau bahkan lebih tinggi dari itu.

4. Telah Mengikuti Perkembangan Kurikulum Lokal dan Latar Belakang Budaya Setiap Murid
Para guru juga telah melewati pelatihan yang ketat, dalam mengaplikasikan silabus keluaran terbaru dan sudah terakreditasi secara internasional yang berasal dari Kementrian Pendidikan di Cina.

Seluruh guru di LingoAce sudah fasih dalam berbahasa Mandarin, mereka pun mampu memberikan pengalaman belajar yang imersif untuk seluruh anak-anak yang kursus bahasa Mandarin di LingoAce.

Terbukti juga bahwa para guru yang mengajar di LingoAce berdedikasi tinggi dan memiliki kualitas yang sangat baik dalam mengajar anak-anak bahasa Mandarin. Jadi tunggu apa lagi, segera mendaftar kelas percobaan gratis di LingoAce untuk anak-anak yang ingin mahir berbahasa Mandarin.


Dukung Pembelajaran Makin Bermakna dengan ASUS VivoBook 15 A516

1 komentar
Sudah memasuki tahun kedua pandemi di Indonesia. Sistem pembelajaran jarak jauh sepertinya masih akan berlangsung. Meskipun sempat ada wacana pembelajaran dibuat hybird (kombinasi tatap muka terbatas dan jarak jauh) tapi artinya tetap saja guru dituntut untuk lebih profesional dan mencari strategi agar pembelajaran tetap bermakna.

Nah, ngomongin kinerja guru. Sudah bukan zamannya lagi guru cuma ngasih tugas doang untuk dikerjakan murid di rumah. Harus ada inovasi, bagaimana caranya agar pembelajaran tetap asik meskipun terbatas jarak.

Berikut ini beberapa tips yang bisa guru terapkan.

  1. Menyusun rencana pembelajaran sederhana dan sistematis sesuai kondisi saat ini
  2. Menyederhanakan materi sesuai dengan kemampuan murid
  3. Memberikan tugas bermakna dengan jumlah yang cukup
  4. Memvariasikan aktivitas pembelajaran daring ataupun luring
  5. Membuat media pembelajaran yang menarik
  6. Menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua dan murid

Sesuai dengan arahan Kemendikbud yang telah menyederhanakan kurikulum sesuai konteks Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) — hanya 20 s.d 40 persen saja dari kurikulum normal. Harusnya guru bisa lebih kreatif dan mengembangkan dirinya untuk melakukan inovasi pembelajaran.

Untuk PJJ, tips yang disebutkan di atas tentu harus didukung dengan media yang memadai. Misalnya dengan adanya jaringan internet yang baik, perangkat komputer, laptop, ataupun smartphone, serta penguasaan berbagai platform untuk pembelajaran. Sebut saja Zoom Meeting, Google Classroom, Quizizz, dan lain-lain.

Bagaimana kalau guru atau murid tidak punya gawai atau jaringan internet yang memadai? Tak perlu risau. Guru bisa melakukan pembelajaran secara luring. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebagaimana yang telah dilakukam rekan-rekan guru di daerah 3T. Belajar dari alam dan lingkungan sekitar melalui berbagai praktik yang bisa dilakukan sendiri oleh murid di rumah.

Hal terpenting, guru tidak menyerah dengan kondisi muridnya. Baru melakukan satu strategi, sudah mengklaim muridnya tidak bisa.

Berikut ini 4 Rekomendasi Strategi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang dikutip dari panduan bersamahadapikorona.kemendikbud.go.id
  1. Praktik: menerapkan pemahaman dalam bentuk tindakan nyata.
  2. Diskusi: mencari solusi atau jawaban permasalahan secara berkelompok.
  3. Refleksi: mengenali, menandai, dan menilai upaya dan capaian belajar untuk langah perbaikan/pengembangan selanjutnya
  4. Umpan balik: memberikan umpan balik terhadap tugas yang diberikan dengan tujuan murid mengetahui bagian mana yang sudah dikerjakan dengan baik atau perlu diperbaiki.

Duh, kok tugas guru rasanya semakin banyak ya? Harus menyiapkan pembelajaran luring dan daring? Iya. Makanya saya sebagai guru selain ingin upgrade pengetahuan dan skill, sepertinya juga perlu punya laptop ASUS VivoBook 15 A516 yang punya layar lebih lebar. Tujuannya tentu saja agar kinerja saya semakin meningkat, tidak hanya mengandalkan layar smartphone yang sepanjang telapak tangan saja.


ASUS VivoBook 15 A516 Bigger Dream, Wider Screen

Baca slogannya saja sudah pas banget dengan cerita saya sebelumnya. Bagaimana nantinya laptop ini dengan layarnya yang lebih lebar, bisa membuat kinerja saya sebagai guru meningkat. Laptop ASUS VivoBook 15 A516 ini memiliki layar yang lebar dan luas yaitu 15.6 inci dengan 178 degree wide viewing angle.

Dilengkapi Software Original Windows 10 Home

Hal yang membuat saya makin yakin pengin punya laptop ini karena sudah dilengkapi dengan software Windows 10 Home, yang artinya sudah ada Office Home & Student 2019 terinstal di dalamnya. 

“Nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program dan data Anda.”

Tak perlu diceritakan lagi rasanya, bagaimana saya sebagai guru sangat bergantung dengan software Office ini. Aplikasi Word biasanya kami gunakan untuk mengetik soal, tugas, ulangan dan rancangan pembelajaran. Aplikasi Excel tentu saja untuk mengolah hasil belajar, umpan balik, ataupun analisis refleksi murid. Sedangkan slide Power Point sebagai salah satu media penunjang pembelajaran yang penting berisi inti materi pembelajaran.

ASUS VivoBook 15 A516 Fast and Efficient

Banyaknya tugas guru yang harus dikerjakan, tentu perlu didukung juga dengan laptop yang memiliki kinerja handal dan mudah dibawa kemana-mana. Nah, ASUS VivoBook 15 A516 ini sudah cukup memadai untuk mendukung prosesnya.

“Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.”
 
Yes, laptop ini memiliki ruang penyimpanan ganda SSD dan HDD. Singkatnya, menginstal aplikasi di SSD menjadikan respons dan waktu load lebih cepat. Sedangkan HDD digunakan untuk menyimpan file besar seperti tugas proyek video, desain media pembelajaran, ataupun dokumentasi foto hasil kerja murid. Dilengkapi dengan prosesor Intel® Core™ i5 generasi ke-10 dan grafis diskrit NVIDIA® MX330, tentu saja membuat semua pekerjaan selesai lebih cepat dan efisien.

“Laptop dengan prosesor Intel® Core™ 10th Gen series ke atas didesain untuk performa dan mobilitas. Dengan efisiensi yang tinggi serta dimensi thin and light, laptop menawarkan peningkatan performa dan produktivitas untuk penggunanya. Konektivitas WiFi generasi terbaru juga memungkinkan transfer data 3x lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.”

Sudah terbayang di pelupuk mata betapa banyak hal yang bisa dilakukan dalam waktu singkat jika memiliki laptop ini.


Fitur Unggulan lainnya dari ASUS VivoBook 15 A516

Selain fitur yang telah saya sebutkan di atas, berikut ini fitur unggulan lainnya dari ASUS VivoBook 15 A516
  • Memiliki bobot keseluruhan hanya 1,8 kg cukup ringan dibawa kemana-mana. Termasuk saat peru melakukan home visit ke rumah murid ataupun bekerja di sekolah.
  • Terdapat dua warna pilihan yang menarik, Transparent Silver atau Slate Grey.
  • Mengakses laptop cukup menggunakan sidik jari untuk login karena dilengkapi sensor finger print pada touchpad dan Windows Helo
  • Dilengkapi Keyboard3 full-size dengan backlit. Sehingga tetap nyaman digunakan pada ruangan minim cahaya.
  • ASUS VivoBook 15 A516 dilengkapi dengan port USB-C® 3.2, yang didesain dapat diputar balik. 
  • Terdapat juga port USB 3.2 Tipe-A dan USB 2.0, output HDMI, dan microSD reader - yang menjadikan pengguna lebih mudah menghubungkan berbagai perangkat tambahan. Seperti proyektor saat proses pembelajaran tatap muka.
  • memiliki fitur peredam guncangan E-A-R® HDD untuk melindungi data dari setiap benturan.
  • Support MyAsus, sinkronisasi pekerjaan ataupun data dari smartphone ke laptop jadi lebih mudah.

Harga dan Spesifikasi Lengkap ASUS VivoBook 15


Meskipun memiliki berbagai fitur unggulan, ASUS VivoBook 15 A516 ini dibandrol dengan harga yang terjangkau. Dimulai dari 5 jutaan, pengguna bisa langsung menikmati fitur yang disediakan oleh laptop impian ini.

Berikut ini tabel harga dan spesifikasi lengkapnya.







Dilema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Solusi Permasalahannya

Tidak ada komentar
Pandemi sudah melanda sejak Maret 2020 lalu. Banyak perubahan besar yang terjadi pada berbagai sektor. Termasuk bidang pendidikan, terutama sekolah formal. Demi memutus rantai penularan Virus Covid-19, seluruh murid dan guru terpaksa dirumahkan. Semua kegiatan pembelajaran dilakukan dari jarak jauh. 


Kendala Saat PJJ


Tentu saja banyak kendala yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini. Berikut hal yang saya tangkap dari Webinar Refleksi Pendidikan Indonesia : Diantara PJJ & PTM bersama Faber Castell.
  1. Beberapa murid tidak memiliki gawai untuk belajar secara daring
  2. Jaringan internet yang kurang memadai
  3. Orangtua kesulitan membeli kuota untuk belajar daring
  4. Murid kurang mendapat pengawasan dan motivasi belajar
  5. Materi yang disampaikan guru secara daring lebih sulit dipahami

Saya sendiri sebagai guru di salah satu SMP negeri merasakan perubahan drastis dengan proses PJJ ini. Kalau biasanya perkembangan belajar murid bisa secara langsung dilihat ketika proses belajar mengajar di kelas, maka saat PJJ hal ini sulit dilakukan.

Penyampaian materi ke murid pun membutuhkan berbagai strategi agar tidak monoton. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi. Sayangnya, tidak semua guru siap dengan perubahan drastis ini.

Beban guru juga bertambah ketika sekolah menerapkan belajar dengan sistem shift: PJJ dan PTM. Bayangkan saja selain menyiapkan materi untuk PTM, guru juga harus menyiapkan untuk PJJ. Artinya metode yang dipakai pun berbeda. Idealnya, bisa saja guru tersebut saat PTM sekalian melakukan PJJ dengan live streaming ataupun zoom meeting. Masalahnya, tidak semua sekolah memiliki fasilitas gawai dan internet yang memadai untuk dipakai oleh guru di kelas. Dimana jumlah kelasnya banyak. Alhasil, hal yang terjadi adalah proses pembelajaran menjadi tidak maksimal.

Pentingnya Kerjasama Orangtua dan Guru


Saya merasakan betul betapa kerjasama orangtua dan guru itu sangat penting untuk mendukung proses PJJ menjadi lebih baik.

Contoh kasus yang saya hadapi sendiri:

Seorang murid saya ketika belajar secara daring tidak pernah sama sekali terlihat mengumpulkan tugas ataupun mengikuti kuis yang diadakan. Ketika saya komunikasikan dengan  orangtuanya, ditemui fakta bahwa murid saya ini hanya tinggal dengan kakaknya yang seorang pelajar SMA. Sementara orangtuanya bekerja di luar kota. Otomatis komunikasi mereka pun dilakukan secara daring. 

Orangtuanya bercerita bahwa murid saya ini mengaku selalu mengirimkan tugasnya. Padahal kenyataannya tidak. Hal mengejutkan yang saya dapatkan ketika sekolah saya menerapkan pola belajar hybird (PJJ dan PTM sekaligus) adalah ternyata saat PTM kemampuan anak ini di atas rata-rata temannya. Dia aktif di kelas, menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru, mengerjakan semua tugas yang diberikan, dan hasil kuisnya selalu bagus. 

Ketika saya tanya alasannya mengapa saat PJJ kok tidak kelihatan proses belajarnya? Alasannya, tidak suka sistem PJJ. Bosan. Saya sampai tidak bisa berkata apa-apa. Selain memberi nasihat dan motivasi. 

Alhamdulillah berkat kerjasama dengan orangtua, meskipun tidak 100% kondisinya ketika sistem PTM, murid saya ini memperbaiki dirinya. Menjadi lebih bertanggungjawab dengan kewajibannya.

Idealnya memang orangtua, guru, dan murid menjalankan perannya masing-masing sehingga tujuan bisa tercapai. Berikut peran ketiganya yang diharapkan bisa terjalin selama PJJ di masa pandemi ini berdasarkan paparan materi Webinar yang saya ikuti.

Peran Orangtua

  • Sebagai pembimbing
  • Sebagai fasilitator
  • Sebagai pengawas
  • Sebagai motivator

Peran Guru

  • Pada bidang akademik yakni membuat materi bahan ajar yang kreatif
  • Sebagai guru pamong
  • Sebagai pengawas
  • Sebagai guru
  • Sebagai motivator

Peran Murid

  • Sebagai murid yang bertanggungjawab
  • Sebagai murid yang inovatif
  • Sebagai murid yang inquiry
  • Sebagai murid yang berkomunikasi dengan baik
Ya… semua butuh kerjasama antar semua pihak. Tidak bisa saling mengandalkan ataupun menyalahkan. Ibaratnya sebuah tubuh, untuk bangkit dari kemalasan maka seluruh anggota badan harus dikoordinasikan agar bisa beraktivitas sebagaimana mestinya.

Dukungan Faber Castell Terhadap Pendidikan di Indonesia


Sekilas info tentang Faber Castell diambil dari website faber-castell.co.id

Faber Castell grup berdiri pada tahun 1761 dengan perusahaan induknya yang berada di Stein, Jerman. Perusahaan yang fokus utamanya membuat pensil grapithe dan pensil warna ini memiliki kapasitas produksi dunila lebih dari 2000 juta pensil kayu per tahun (terbesar di dunia).

Namun bukan berarti perusahaan ini hanya memanfaatkan SDA tanpa memperbaruhinya. Melalui website-nya juga saya dapatkan informasi bahwa Faber Castell menumbuhkan sekitar 20m kubik kayu setiap jamnya, setara dengan sekitar 1 beban truk. 

Produksinya pun hanya menggunakan kayu dari hutan yang dikelola secara lestari.

Saat ini Faber Castell telah memiliki kantor dan pabrik sendiri di Indonesia, dengan alamat sebagai berikut:

Faber-Castell Indonesia

Kantor Pusat                   

Alamat

Jakarta

PT. Faber-Castell International Indonesia
Sentra Latumeten Blok AA-10 Jl. Prof. Dr. Latumeten No.50, Jakarta Barat 11460
Telp : (021) 5696 5311, Fax : (021) 5696 5316 - 5694 1790

Pabrik

Alamat Pabrik

Pabrik Cibitung                

:Kawasan Industri MM2100 Blok OO-3, Cikarang Barat – Bekasi 17520
Telp : (+62-21) 8998 1700 (hunting), Fax : (+62-21) 8998 2400

Pabrik  Naroggong                        

PT AW Faber-Castell Indonesia
Jl. Raya Narogong No.KM.11, RT.001/RW.005, Pangkalan 1B, Bantargebang, Kota Bks, Jawa Barat 17151- Telp : (021) 8250755






Nah, untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini Faber Castell telah meluncurkan produk Paket Belajar Online. Wah, apa bedanya ya dengan paket ujian lainnya?

Review Paket Belajar Online dari Faber Castell



Saya masih ingat betul ketika zaman masih sekolah, anak-anak yang membawa paket ujian dari Faber Castell ini tampak sangat elite. Biasanya memang anak yang berasal dari keluarga cukup berada dan tentu saja anaknya cerdas. Padahal setelah saya tahu, ternyata sebenarnya paket alat tulis untuk ujian itu harganya cukup terjangkau. Jadi siapa saja bisa memilikinya. Orangtua juga tidak  perlu khawatir harus memikirkan perintilan apa saja yang harus dibawa anaknya saat ujian.

Berikut ini review lengkap Paket Belajar Online.

Setiap paket terdiri dari:
  • Kotak pensil
  • Pensil
  • Pena
  • Penghapus
  • Rautan
  • Stylus
Tentu saja yang membedakan Paket Belajar Online ini dengan paket alat tulis lainnya adalah keberadaan Stylus.

Awalnya ketika membuka paket belajar online ini saya heran, ini pena atau apa sih? Eh, ternyata anak saya yang usianya 7 tahun berkomentar, “Ini tuh buat pencet-pencet di hape, Bu!” Sempat tidak percaya. Setelah saya amati dan gunakan ternyata benar.



Fungsi Stylus


Setahu aku yang namanya stylus pen itu mahal. Ratusan ribu bahkan jutaan. Eh, ini harga Paket Belajar Online ini cuma 35 ribu!

Terus fungsi stylus-nya pun bisa dibilang sama loh.
  • Digunakan untuk menulis jawaban
  • Menggambar sederhana
  • Menjawab soal pilihan ganda
  • Scroll layar smartphone

Sering dong drama sulitnya memilih jawaban karena tangan kotor atau keringatan basah? Nah, stylus ini bisa jadi solusinya.

Kerennya lagi bisa digunakan di semua jenis smartphone. Baik android maupun ios.

Kalau masih penasaran bagaimana penampakan aslinya, saya sudah bikin video review lengkapnya di channel youtube saya berikut ini:

Selamat menonton ya…

Harapan saya pandemi segera usai agar murid bisa bersekolah lagi seperti biasa. Sekalipun harus tetap belajar daring ataupun hybird, semoga semua bisa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju.