Ibuku Panutanku
Saya terlahir 37 tahun yang lalu, dari seorang ibu rumah tangga biasa dan memiliki ayah yang bekerja sebagai guru di beberapa sekolah demi mencukupi kebutuhan. Untuk membantu keuangan rumah tangga, ibu saya menekuni bisnis kreditan panci atau pakaian.
Ya, selain kami berlima sebagai keluarga inti, ada tiga orang adik ibu saya yang masih sekolah dan dua orang kakak angkat perempuan yang disekolahkan oleh ayah saya tinggal di rumah. Terbayang betapa ramainya rumah KPR yang berisi sepuluh orang itu.
Pendapatan ayah saya saat itu boleh dibilang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan ibu pernah bercerita, ayah saya pernah tidak punya uang satu sen pun untuk mengisi bahan bakar motornya untuk berangkat mengajar ke tiga sekolah yang jaraknya berjauhan.
Jangan ditanya soal apa yang kami makan sekeluarga. meskipun kondisi keuangan pas-pasan, seingat saya ibu saya selalu mengutamakan asupan gizi dan pendidikan kami. Walaupun protein hewaninya kadang hanya sebutir telur yang dibagi dua. Alhamdulillah sayuran ada yang bisa dipetik di belakang rumah hasil tanaman ibu dan beras dolog dari pemerintah selalu tersedia. Meskipun kalau dilihat warnanya itu agak kekuningan dan keras saat dimakan.Urusan pakaian tentu saja kami hanya beli baju baru saat hari raya. Bahkan sewaktu kecil, kadang ibu saya menjahitkan 'baju baru' untuk saya dari potongan baju ayah atau ibu saya yang sudah robek. Saya masih ingat bagaimana bahagianya ketika mendapatkan baju baru spesial itu.
Kondisi keuangan keluarga yang tidak stabil saat itu mendorong ibu saya untuk nekat mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Ya, ibu saya selepas SMA langsung dilamar oleh ayah saya, yang saat itu adalah muridnya. Jadi, beliau merasa harus sekolah lagi demi masa depan keluarga.
Saya ingat bagaimana ibu saya bercerita. Ketika mulai kuliah, beliau di jam 3 pagi sudah selesai mencuci dan menjemur pakaian. Lalu ketika semua pekerjaan rumah selesai, beliau berangkat kuliah dengan motor vespanya. Tekadnya berhasil menjadikannya seorang guru. Diterima sebagai pegawai negeri dan mulai merintis karirnya.
Ibu dan Teknologi
Menjadi guru selama puluhan tahun tentu banyak hal yang dilalui. Termasuk perkembangan teknologi yang sangat pesat. Saya tahu betul bagaimana beliau berusaha untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dimulai dari belajar menggunakan OHP, handphone, LCD proyektor, dan saat beliau bersikeras mau belajar komputer.
Jangan dibayangkan handphone zaman dulu itu smartphone seperti yang sekarang. Punya ibuku masih yang ada antenanya dan besar banget mirip ulekan batu cobek. Saya juga ingat ibu sering menenteng tas berat yang berisi OHP untuk presentasi materi saat mengajar. Nah, buat yang tidak kenal OHP (Over Head Projektor), benda ini tuh bisa dilbilang cikal bakalnya LCD proyektor saat ini. Bedanya OHP memproyeksikan media transparan ke arah layar, dengan hasil gambar yang cukup besar. Gambar atau tulisannya biasanya hitam putih. Tergantung dengan tinta warna apa yang ibu gunakan untuk menulis di plastik transparannya. Plastik transparan ini bukan kantong kresek belanjaan ya.. melainkan plastik bening yang sering digunakan sebagai cover untuk menjilid fotokopian itu.
Menulisnya pun harus menggunakan pena khusus dan ditulis dengan tangan lembar demi lembar. Kebayang pegalnya tangan kalau harus membuat presentasi berlembar-lembar. Tambahan lagi OHP ini beratnya bisa mencapai 9Kg! Kebayang dong gimana perjuangan beliau bawa-bawa OHP ini ke kelas.
Makanya ketika LCD proyektor mulai jadi trend, ibu juga beradaptasi lagi belajar menggunakan LCD proyektor. Kalau dulu OHP hanya bisa menampilkan tulisan tangan dan gambar yang dibuat sendiri dengan keterbatasan warna. Maka seperti yang kita tahu, LCD proyektor ini bisa menampilkan video, gambar atau data dari komputer dengan tampilan yang jauh lebih menarik.
Apalagi kalau video atau gambar yang ditampilkan berasal dari laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang mengusung layar OLED. Pasti pengalaman audio visual di kelas jadi semakin menyenangkan. Sebab laptop yang menggunakan layar ASUS OLED mampu mereproduksi 100% warna pada color space DCI-P3 yang setara dengan 133% warna pada color space sRGB. Bahasa sederhananya nih tampilan visualnya jadi lebih detail dan akurat gitu. Seperti pada perbandingan gambar berikut:
2. Mengurangi 70% cahaya biru yang berbahaya untuk kenyaman mata
3. OLED memiliki volume warna 1,6x dibandingkan dengan LCD
4. Kontras ekstrim, detail menakjubkan
5. Waktu respons tercepat di laptop mana pun
Ibu dan Aplikasi Microsoft Office
"Zaman canggih sekarang kalau tidak belajar teknologi ketinggalan. Mau minta bantuan orang lain terus gak bisa. Orang lain juga punya kerjaan. Ngandalin kalian anak-anak ibu juga gak mungkin terus-terusan kan? Makanya ibu nekat mau belajar. Ayo, ini ibu diajarin! Nanti seandainya kalau kalian pada sekolah di luar kota semua, ibu gimana?"
Saya sih maklum, untuk generasi guru di zaman sekarang saja banyak yang menyerah dengan aplikasi satu itu. Saya pun hanya sekadar bisa mengolah nilai saja, bukan yang ahli banget. Tapi sebenarnya di zaman sekarang, tidak bisa menolak lagi sih untuk belajar menggunakan berbagai aplikasi di Microsoft Office ini. Apalagi saat ini aplikasi bawaan sistem Windows ini memang selalu dipakai untuk mengerjakan berbagai tugas administrasi guru.
Tambahan lagi sistem operasi Windows ini juga terus berkembang mengikuti zaman. Laptop lama yang dimiliki oleh ibu saya yang masih mengusung Windows XP ataupun Windows 7 sudah mulai tidak kompatibel dengan berbagai aplikasi komputer saat ini. Tentu saja sebenarnya bisa di-upgrade ke Windows 11 seperti yang dimiliki ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400). Namun laptopnya sudah tidak mampu karena keterbatasan performa.
Lain halnya dengan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang bisa dimaksimalkan untuk menjalankan aplikasi Windows 11. Pengguna bisa beralih ke mode Performance yang akan membuat prosesor bekerja dengan TDP di 45 Watt. Sehingga membuat laptop bekerja lebih gesit serta responsif. Tidak perlu khawatir juga dengan performanya kalau mau upgrade, sebab ASUS menggunakan storage berbasis M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD berkapasitas 512GB dengan memory 16GB DDR4.
Ibu dan Kariernya
Kerja keras dan dedikasinya sebagai guru tentu saja membuahkan hasil. Beliau sering terpilih mengikuti berbagai pelatihan dan workshop di luar provinsi. Kemudian menjadi tutor untuk guru lainnya di kota kami. Tentu saja sambil tetap mengajar di sekolah tempat tugasnya. Fyi saja, tidak semua guru berkesempatan dikirim untuk mengikuti pelatihan di luar kota dan menjadi tutor. Alasan menguasai teknologi juga menjadi salah satu faktor penentunya.
Meskipun ibu saya belum expert, setidaknya beliau tidak lagi bergantung pada orang lain untuk mengoperasikan sendiri Power Point saat presentasi dan mengoneksikan sendiri LCD Proyektor ke laptop. "Loh, ternyata mudah ya? Tinggal colok saja." Ucapnya kala itu sambil tertawa.
Yes, apalagi kalau menggunakan ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang sudah dilengkapi dengan port USB Type-A, HDMI, dan Micro SD card reader. Urusan memindahkan data dan presentasi tentu bukanlah menjadi kendala besar. Mau dikoneksikan ke speaker juga aman karena dilengkapi dengan port Audio Jack. Apalagi laptop ini juga didukung dengan Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone dan lebih kerennya lagi sudah mengantongi harman/kardon certified audio. Artinya teknologi ini menawarkan true surround-sound yang mampu menghasilkan suara 2.5x lebih kencang.
Nah, Setiap kali pergi pelatihan ataupun menjadi tutor di pelatihan guru, beliau selalu membawa barang wajib, yaitu laptop. Kadang beliau mengeluh sakit bahu karena laptop di zaman itu cukup tebal dan berat. Seandainya saat itu sudah ada ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) yang didesain ringkas dan ringan dengan bobot hanya 1,4Kg, serta ketebalan bodi hanya 18,9mm tentu beliau akan lebih happy ya...
Ibu dan Bisnisnya
Selain melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, Ibu juga tetap menekuni hobinya berjualan. Berkat ketekunannya, beliau berhasil memiliki satu usaha penjualan produk fashion dan rumah tangga. Omzetnya bisa sampai ratusan juta setiap bulannya. Beliau juga bisa membuka lapangan kerja untuk memberdayakan perempuan dalam mengelola bisnisnya.
Tentu saja bisnis yang besar memerlukan administrasi yang baik. Setiap hari selalu ada pembukuan untuk barang masuk dan keluar menggunakan aplikasi khusus menggunakan komputer dengan spesifikasi tertentu. Lalu melakukan order barang secara online, mengecek email order, invoice dan retur barang, serta berbagai kegiatan lainnya secara online.
Kalau dulu, di awal internet digunakan, kami masih menggunakan kabel telepon yang disambung ke komputer. Kemudian diikuti perkembangan zaman, juga mulai menggunakan modem dan WiFi.
Sama halnya dengan teknologi dari ASUS yang selalu berkembang. Laptop ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dilengkapi dengan Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5. Semuanya bisa memudahkan pengguna untuk terkoneksi ke Internet atau perangkat lain dengan lebih cepat dan praktis.
Jangan ditanya betapa kerasnya beliau berjuang untuk mempelajari semua hal baru dan berkenalan dengan berbagai alat teknologi dan informasi ini. Alhamdulillah saat itu saya bisa membantu beliau dan juga mengajari karyawan lainnya agar melek dengan teknologi. Sehingga bisnis yang dikelola ibu tetap bisa berjalan hingga bertahun-tahun lamanya.
Ibu sang panutan emang.. Yok buk segera di buat toko onlinenya biar cepat laku. Sayang loh kalau produk make-upnya banyak yang dibuang karena expired🤗
BalasHapusAuto nostalgia mbak baca cerita ibu, kami juga begitu. Rasanya beli baju itu ya waktu lebaran,rame rame ke pasar pilih baju hehe.
BalasHapusLihat spek ya auto mupeng banget sama ASUS Vivobook Pro 14 OLED
Amiin smoga terwujud ya mba. Ibu luar biasaaaa. Masya Allah segala bisa yaa.
BalasHapusNanti bisa makin berkembang usaha ibu nih dengan laptop ASUS yg keren kayak ibu dan anaknya 😊
Masya Allah betapa salut pada perjuangan Ibunya, pantang menyerah. Dan tak kalah dengan perempuan usia muda dengan semangat beliau untuk menambah ketrampian bahkan kuliah lagi hingga jadi guru yang juga PNS. SEhat sehat untuk Ibu yaa
BalasHapusmba dwi baca tulisannya jadi kangen alm mamah, ibu saya dulu seorang guru betul harus beradaptasi dari mulai apa apa yang harus tulis tangan berlembar, kita memang harus beradaptasi dengan perubahan ya mba, kaya asus ini, ya ampun lihat vivobook oled yang canggih auto kepengen
BalasHapusSalam mbak untuk mamanya. Mamak2 kita memang mamak setrong kayak laptop asus yang canggih. Molly juga pingin punya nih jadinya
BalasHapusKebayang banget deh perjuangannya ibu, sama soalnya bu mer ku juga guru, dan aku juga sering banget di ceritain gimana perjuangan beliau sampai titik ini. Dan emang deh ya kalau ada asus vivobook pasti membantu banget hehee, cocok buat sehari2
BalasHapusIbunda luarrrr biasa amaziiing ya mbaaa
BalasHapusSelaras dgn Asus yg selalu memberikan yg terbaik buat kita semua
Mupeeenggg dgn spesifikasi yg cethaarr ulalaaa
Duuh baca ini mendadak nge-fan sama ibunya Mbak. Perjuangannya sungguh luar biasa. Karier OK kelaurga juga tetap terurus. Dan salutnya mau menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
BalasHapusSalut sekali dengan ibu yang gigih dan panjang menyerah untuk belajar teknologi. Salut sekali dengan semangat belajar beliau.
BalasHapusBeliau juga pebisnis hebat ya mbak. Terbukti omsetnya banyak sekali. Jempol buat ibu Mbak Apura.
Ibunya keren ya. Punya toko online sendiri, terus pakai laptop juga. Sebenarnya kalau mau belajar, mereka ini gak kalah dari yang muda. Btw, Vivobook Pro 14 OLED cakep bener
BalasHapusMasya Allah.. luar biasa ya Mbak semangat ibu untuk terus belajar dan berkarya. Memang benar di zaman serba canggih ini kalau kita gak mau belajar teknologi ya akan ketinggalan..
BalasHapusSukses selalu Ibu
BalasHapusGuru jaman now emang banyak tuntutannya. Secara kalau gurunya gaptek, bagaimana menghadapi anak didiknya ya?
Apalagi kalau lolos jadi guru penggerak
Inspiratif banget cerita ibunya mbak
BalasHapusASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) memang bikin kita lebih produktif ya mbak
produktif banget ibunya ya dan suka tanaman hias juga. keren bisa hafal nama-nama tanamannya, barakallah. btw asus vivobook pro 14 oled ini memang cantik banget ya mbak, performanya juga memukau
BalasHapusAkuu ngalami jaman OHP ketika kuliah, jaman SD sampai SMA pake kapur dengan papan tulis hitam kalau tulisan di hapus debu putih beterbangan.
BalasHapusSalam ya maak buat Ibu sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yg berjasa mencerdaskan bangsa.
Laptop Asus vivobook pro 14 OLED ini kereen semoga ada rejeki untuk memilikinya.
Ibumu keren, Mba, pembelajar yang tangguh. Jarang-jarang yang bersedia terus belajar dalam usia segitu. Iya, misal jaman ibu dulu udah ada Vivobook Pro 14 OLED, bakalan jadi pionir nih ibu.
BalasHapusZaman dulu vs Zaman sekarang yaa..
BalasHapusSemua pekerjaan yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan, sudah paling bener memilih ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400).
Keren mbak ibunya, walau sempat menunda kuliah tapi punya tekad keras utk sekolah lagi dan akhirnya berhasil yaa.
BalasHapusWah moga dapat laptopnya dan ibunya bisa nih jualan lagi via toko online ya mbak.
Aku salut lho yang ceritamu tinggal bersepuluh dalam satu rumah, kebayang riuhnya, tapi pas udah sukses semua pasti jadi kenagyan indah ya mbak :D
Inspiratif sekali kisah Ibunya, Mbak
BalasHapusMasya Allah di bagian kuliah lagi itu beneran acung jempol..Juga niat kuat dan semangat untuk terus belajar menyesuaikan perkembangan zaman. Saluuut!
Semoga semua impian ibunya Mbak terkabul ya. Apalagi dengan kehadiran laptop ASUS yang semakin baik dan berinovasi, usaha online ibu bisa berkembang dengan pesat. ASUS Vipobook Pro 14 OLED dapat menjawab setiap tantangan dunia per-onlaine - an.
BalasHapus